Rabu, 11 September 2013

Kerja Enzim Katalse

BAB 1
Pendahuluan
1.1                          Latar Belakang
Enzim merupakan senyawa yang dibentuk oleh organisme. Enzim pencernaan banyak terdapat dalam sel-sel tubuh. Enzim merupakan zat yang membantu semua kegiatan yang dilakukan sel. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2) bila tidak segera diuraikan, senyawa ini akan bersifat racun dan merusak sel itu sendiri. Dengan adanya enzim katalase, senyawa Hidrogen Peroksida (H2O2) dapat diuraikan menjadi air (H2O2) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya.Cara kerja yang dilakukan enzim adalah sebagai berikut bahwa molekul selalu bergerak dan saling bertumbukan satu sama lainnya. Jika ada molekul substrat menumbuk molekul enzim yang tepat makaakan menempel pada enzim.Tempat menempelnya molekul substrat tersebut disebut dengan sisi aktif. Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk. Maka dari latar belakng tersebut penulis mengaji lebih dalam hasil praktikum mengenai kerja enzik katalase melalui pembuatan makalah Kerja Enzim Katalase

1.2                          Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka didapat rumusan masalah,
Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase?

1.3                          Tujuan
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase

1.4                          Manfaat
1.         Bagi Penulis
Penulisan ini dapat memberikan pengalaman langsung kepada penulis dalam membuat makalah biologi, selain itu juga menambah wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase.
2.         Bagi Pembaca
Manfaat yang dapat dipetik dari pembaca yaitu pembaca mendapatkan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase.


BAB 2
Kajian Teori
2.1 Enzim
Enzim merupakan senyawa organik atau katalis protein yang dihasilkan oleh sel dan berperan sebagai katalisator yang dinamakan biokatalisator. Jadi, enzim dapat mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Walaupun enzim dibuat di dalamsel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak harus berada di dalam sel. Reaksi yang dapat dikendalikan oleh enzim antara lain respirasi, fotosintesis, pertumbuhan, dan perkembangan, kontraksi otot, pencernaan dan fiksasi nitrogen.
Secara kimia enzim terdiri atas dua bagian (enzim lengkap/holoenzim), yaitu bagian protein (apoenzim) dan bagian bukan protein (gugus prostetik) yang dihasilkan dalam sel makhluk hidup. Jika gugus prostetiknya berasal dari senyawa organik kompleks (misalnya, NADH, FADH, koenzim A dan vitamin B) disebut koenzim, apabila berasal dari senyawa anorganik (misalnya, besi, seng, tembaga) disebut kofaktor. Senyawa organik yang merupakan enzim memiliki ciri-ciri yaitu enzim adalah protein, diperlukan dalam jumlah yang sedikit, dapat digunakan berulang kali, bekerja secara khusus, rusak oleh panas, dan sensitif terhadap keadaan lingkungan yang terlalu asam atau terlalu basa.Enzim memiliki sifat khusus, yaitu hanya dapat mengakatalisis suatu reaksi tertentu, sebagai contoh enzim lipase hanya dapat mengkatalisis reaksi perubahan dari lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Enzim amilase mengubah amilum menjadi glukosa, dan masih banyak lagi.
2.1.1 Enzim Katalase
            Enzim katalase ini terdiri atas 4 gugusan heme. Ia ada pada tulang, ginjal, membran mukosa dan juga hati. Adapun aktifitas enzim katalase ini ditemukan di wilayah mitokondria, peroksosom dan juga sutoplasma. Enzim katalase ini mempunyai 4 rantai polupeptida yang pada masing-masing rantainya tersusun atas kurang lebih 500 asam amino. Selain itu, enzim katalase ini juga mempunyai empat kelompok ehem yang terbentuk dari cincin protoporphyrin. Cincin ini mengandung atom besi yang tunggal. Adapun berat molekul tersebut sekitar 118.054,25 gram/mol.
Enzim katalase ini dimasukkan ke dalam golongan enzim hidroperoksidase dimana ia melindungi tubuh organisme dari senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa ini bisa memancing radikal bebas yang jika tidak diurai akan membuat membran sel di dalam tubuh rusak dan memancing penyakit semacam kanker dan juga arterosklerosis. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, enzim katalase ini berperan dalam mengurai senyawa peroksida yanga da du dalam tubuh. Lebih detil, senyawa tersebut bernama Hidrogen Peroksida atau H2O2. Ia merupakan hasil peranapasan dan terdapat di dalam sel-sel organisme. H2O2ini harus dibuang. Pada posisi inilah enzim katalase dibutuhkan. Enzim ini akan melakukan serangkaian proses yang mengurai H2O2 menjadi oksigen dan juga air.  Pada kondisi tertentu, organisme utamanya manusia bisa saja kekurangan enzim katalase. Kondisi akan akan membawa sejumlah kerugian terutama yang berkaitan dengan organ yang banyak menyimpan enzim katalase.
2.2 Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal. Sel parenkimal pada hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan melakukan berbagai fungsi utama hati. 40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal yang terstimulasi oleh jaringan mesenkimal secara terus-menerus pada saat embrio hingga berkembang menjadi sel parenkimal. Selama masa tersebut, terjadi peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai stimulan proliferasi dan diferensiasi sel endodermal menjadi hepatosit.
Hati merupakan kelenjar besar yang memiliki peranan penting dalam sistem organ. Hati terletak pada bagian kanan di atas rongga perut (otot diafragma). Beratnya sekitar 1,5 kg atau 3-5% dari total berat tubuh kita. Pada bagian luar hati terdapat suatu selaput tipis yang dinamakan selaput hati (kapsula hepatis). Darah disuplai ke dalam hati melalui dua pembuluh yaitu arteri hati dan vena porta hepatis. Arteri hati membawa darah dengan kandung an oksigen dari jantung. Sedangkan vena porta membawa darah yang mengandung sari makanan dari usus halus.
Selain berperan dalam proses pencernaan makanan, hati juga berfungsi sebagai alat ekskresi. Zat yang dikeluarkan dari hati adalah cairan empedu. Cairan empedu merupakan cairan berwarna hijau kebiruan yang berfungsi dalam mencerna makanan berlemak. ini disimpan dalam suatu bagian yang disebut kantung empedu. Zat-zat yang terkandung dalam cairan empedu yakni garam mineral, pigmen (bilirubin dan biliverdin), kolesterol, fosfolopid, dan air.
Di dalam hati terdapat sel yang berfungsi merombak sel darah merah yang sudah tua dan rusak. Sel yang demikian dinamakan sel histiosit. Sel darah merah yang tua dan rusak di dalam hati sekitar lebih dari 10 juta sel. Dalam proses perombakannya, hemoglobin (Hb) dipecah menjadi zat besi (Fe), hemin, dan globin. Zat besi akan diambil dan di simpan dalam hati, yang selanjutnya dikembalikan ke sumsum tulang sehingga terbentuk eritrosit baru. Globin akan dibentuk menjadi Hb baru. Sementara hemin dipecah menjadi bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau biru. Zat warna empedu dikeluarkan ke usus 12 jari dan dioksidasi menjadi urobilin yang berwarna kuning coklatan. Warna ini akan memberikan warna khas tersendiri pada feses dan urine yang kita keluarkan setiap harinya. Apabila terjadi gangguan, pembuluh empedu dapat mengalami penyumbatan. Penyebabnya adalah adanya pengendapan kolesterol yang membentuk batu empedu. Alhasil, feses yang keluar berwarna cokelat abu-abu. Oleh karena pembuluh empedu mengalami penyumbatan, empedu akan masuk ke dalam peredaran darah, sehingga mengakibatkan darah berwarna kekuning-kuningan. Keadaan demikian lazim dinamakan penyakit kuning.
Organ hati dapat pula menghasilkan enzim arginase. Enzim arginase merupakan enzim yang berperan dalam proses penguraian asam amino. Prosesnya dinamakan deaminasi. Asam amino yang diuraikan yakni asam amino arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitin akan mengikat amonia dan karbondioksida yang bersifat racun. Selanjutnya ornitin akan dinetralkan dalam hati. Adapun urea akan diserap ginjal untuk dikeluarkan bersama urine. Dengan demikian, dari penjelasan di atas ada beberapa fungsi hati bagi tubuh manusia. Fungsi itu antara lain penyimpan lemak dalam bentuk glikogen, perombak dan pembentuk protein, penawar racun pada makanan, dan perombak sel darah merah.


BAB 3
Metode Penelitian
3.1 Waktu Praktikum
·         Tanggal pelaksanaan : Selasa, 03 September 2013
·         Tempat : Laboratorium SMAN 1 Amlapura

3.2 Variabel Penelitian
•  Variabel terikat : banyak gelembung  dan percikan – percikan api yang ditimbulkan
•  Variabel bebas : dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah NaOH, HCl, Suhu
• Variabel terkontrol : dalam penelitian ini variable terkontrolnya adalah H2O2, ekstrak hati ayam
3.3 Alat dan Bahan
3.3.1         Alat
·         lidi
·         tabung reaksi
·         spiritus
·         cawan petri
·         es batu
3.3.2           Bahan
·       Hati ayam (secukupnya)
·       Larutan H2O2
·       Larutan NaOH


3.3     Langkah Kerja
·         Diambil ekstrak dari hati, kemudian tuangkan kedalam 5 buah tabung reaksi masing-masing 30 tetes
·         HCL ditambahkan pada tabung ke-2, NaOH pada tabung ke-3. Rendam di air panas tabung ke-4 dan rendam di air dingin tabung ke-4.
·         Kemudian dituangkan H2O2 pada setiap tabung tersebut dan lakukan pengamatan apa yang terjadi.


BAB 4
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian
No
Isi Tabung
Banyak Gelembung
Nyala Api
Warna Larutan
1
Ekstrak hati + air
Banyak
Ada
Merah Hati
2
Ekstrak hati + HCL
Tidak Ada
Tidak Ada
Merah Pudar
3
Ekstrak hati + NaOH
Tidak Ada
Tidak Ada
Merah Kecoklatan
4
Ekstrak hati direndam air panas
Tidak Ada
Tidak Ada
Merah Gelap
5
Ekstrak hati direndam air dingin
Tidak Ada
Tidak Ada
Merah Pudar

4.2 Pembahasan
4.2.1      Ekstrak ditambah H2O2 (hidrogen peroksida)
Saat ekstrak diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak sekali.  Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H2O2 menjadi H2O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul nyala api.  Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O2).
4.2.2      Ekstrak ditambah HCl dan H2O2
Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu asam.  Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk gelembung udara yang sedang, tetapi ketika dimasukkan bara api ke dalamnya tidak terjadi nyala api.  Hal ini menunjukkan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja cara optimal dalam kondisi terlalu asam.
4.2.3      Ekstrak ditambah NaOH dan H2O2
Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu basa.  Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk gelembung  udara yang banyak, tetapi saat bara api dimasukkan ke dalamnya tidak terjadi nyala api.  Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu basa.
4.2.4      Ekstrak dipanaskan air panas kemudian ditambah H2O2
Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2, ternyata tidak timbul gelembung udara dan saat bara api dimasukkan  ke dalamnya juga tidak timbul nyala api.  Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak hati ayam telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
4.2.5      Ekstrak dipanaskan air dingin kemudian ditambah H2O2
Ekstrak yang didinginkan kemudian ditambah H2O2, ternyata tidak timbul gelembung udara dan saat bara api dimasukkan  ke dalamnya juga tidak timbul nyala api.  Hal ini disebabkan karenaa kerja enzim katalase yang terdapat di ekstrak hati ayam tidak dapat bekerja optimal (lambat) pada suhu yang rendah, sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.




Bab 5
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
            Dari praktikum dan kajian teori yang kami lakukan dapatdisimpulkan bahwa enzim katalase dapat bekerja pada suhu yang optimal serta dengan pH yang netral.
5.2 Saran
            Untuk mendapat pengamatan akurat, alat yang digunakan sebaiknya dibersihkan terlebih dulu. Sehingga pH  dan suhu yang didapat saat praktikum sesuai petunjuk langkah kerja.


Daftar Pustaka
Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi 3A untuk SMA KELAS XII SEMESTER 1. Malang: Penerbit Erlangga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar